TEKNIK PEMBUDIDAYAAN DAPHNIA
1.Identifikasi Daphnia
1.1. Klasifikasi Daphnia
Daphnia sp. adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami kolam-kolam atau danau-danau. Daphnia sp. dapat hidup di daerah tropis dan subtropis. Kehidupan Daphnia sp. dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologi perairan antara lain: suhu, oksigen terlarut dan pH. Daphnia sp. Dapat beradaptasi dengan baik pada perubahan lingkungan hidupnya dan termasuk dalam ketegori hewan eutitropik dan tahan terhadap fluktuasi suhu harian atau tahunan. Kisaran suhu yang dapat ditolerir bervariasi sesuai adaptasinya pada lingkungan tertentu.
Daphnia sp. dapat hidup dalam air yang kandungan oksigen terlarutnya sangat bervariasi yaitu dari hampir nol sampai lewat jenuh. Ketahanan Daphnia sp. pada perairan yang miskin oksigen mungkin disebabkan oleh kemampuannya dalam mensintesis haemoglobin. Dalam kenyataannya, laju pembentukan haemoglobin berhubungan dengan kandungan oksigen lingkungannya. Naiknya kandungan haemoglobin dalam darah Daphnia sp. dapat juga diakibatkan oleh naiknya temperatur, atau tingginya kepadatan populasi. Untuk dapat hidup dengan baik Daphnia sp. memerlukan oksigen terlarut yang cukup besar yaitu di atas 3,5 ppm. Daphnia sp. hidup pada kisaran pH cukup besar, tetapi nilai pH yang optimal untuk kehidupannya sukar ditentukan. Lingkungan perairan yang netral dan relatif basah yaitu pada pH 7,1 – 8,0 baik untuk pertumbuhannya. Pada kandungan amoniak antara 0,35 – 0,61 ppm,
Daphnia sp. masih dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik. Di alam genus Daphnia mencapai lebih dari 20 spesies dan hidup pada berbagai jenis perairan tawar, terutama di daerah sub tropis. Daphnia sp. Sebagai hewan air, juga dikenal sebagai kutu air (= water fleas). Daphnia sp. dapat diklasifikasikan dalam :
Philum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub Klas : Branchiopoda
Divisi : Oligobranchiopoda
Ordo : Cladocera
Famili : Daphnidae
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia sp.
Bentuk tubuh Daphnia sp. lonjong dan segmen badan tidak terlihat (Gambar 2). Pada bagian ventral kepala terdapat paruh. Kepala mempunyai lima pasang apendik, yang pertama disebut antenna pertama, kedua disebut antenna kedua yang mempunyai fungsi utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang terakhir adalah bagian-bagian dari mulut. Tubuh ditutupi oleh cangkang dari kutikula yang mengandung khitin yang transparan, di bagian dorsal bersatu, tetapi dibagian ventral terbuka dan terdapat lima pasang kaki.
1.2.Siklus Hidup Daphnia sp.
Daphnia merupakan udang-udangan yang telah beradaptasi pada kehidupan badan perairan yang secara periodik mengalami kekeringan. Oleh karena itu, dalam perkembangbiakannya (seperti halnya Artemia) dapat dihasilkan telur berupa kista maupun anak yang "dilahirkan". Telur berupa kista ini dapat bertahan sedemikian rupa terhadap kekeringan dan dapat tertiup angin kemana-mana, sehingga tidak mengherankan kalau tiba-tiba dalam genangan air disekitar rumah kita ditemukan Daphnia.
Dalam keadaan normal, dimana kualitas air sesuai dan jumlah pakan cukup terdia Daphnia akan manghasilkan keturunannya tanpa kawin (aseksual/parternogenesis). Dalam kondisi demikian hampir semua Daphnia yang ada adalah betina. Telur yang tidak dibuahi ini berkembang sedemikian rupa dalam kantung telur di tubuh induk, kemudian berubah menjadi larva. Seekor Daphnia betina bisa menghasilkan larva setiap 2 atau 3 hari sekali. Dalam waktu 60 hari seekor betina bisa menghasilkan 13 milyar keturunan, yang semuanya betina. Tentu saja tidak semua jumlah ini bisa sukses hidup hingga dewasa, keseimbangan alam telah mengaturnya sedemikian rupa dengan diciptakannya berbagai musuh alami Daphnia untuk mengendalikan populasi mereka. Daphnia muda mempunyai bentuk mirip dengan bentuk dewasanya tetapi belum dilengkapi dengan "antena" yang panjang.
Apabila kondisi lingkungan hidup tidak memungkinkan dan cadangan pakan menjadi sangat berkurang, beberapa Daphnia akan memproduksi telur berjenis kelamin jantan. Kehadiran jantan ini diperlukan untuk membuahi telur, yang selanjutnya akan berubah menjadi telur tidur (kista/aphippa). Seekor jantan bisa membuahi ratusan betina dalam suatu periode. Telur hasil pembuahan ini mempunyai cangkang tebal dan dilindungi dengan mekanisme pertahanan terhadap kondisi buruk sedemikian rupa. Telur tersebut dapat bertahan dalam lumpur, dalam es, atau bahkan kekeringan. Telur ini bisa bertahan selama lebih dari 20 tahun dan menetas setelah menemukan kondisi yang sesuai. Selanjutnya mereka hidup dan berkembang biak secara aseksual. Dan begitu seterusnya. Gambar 2 menunjukkan ilustrasi siklus hidup Daphnia seperti diuraikan diatas.
Gambar 2. Siklus Hidup Daphnia
1.3. Perkembanganbiakan Daphnia sp.
Daphnia sp. berkembang biak secara parthenogenesis (tanpa melakukan proses perkawinan) dan seksual atau kawin. Perbandingan jenis kelamin pada daphnia menunjukan keragaman dan tergantung pada kondisi lingkungannya pada lingkungan yang baik, hanya berbentuk individu betina tanpa individu jantan. Kondisi ini, telur akan dierami di dalam kantong pengeram hingga menetas anak daphnia sp. di keluarkan pada waktu pergantian kulit. di samping individu betina di hasilkan individu jantan yang dapat mendominasi populasi perbandingan 1 ; 27. Dengan munculnya jantan, populasi yang berekproduksi secara seksual akan membentuk efia atau resting egg di sebut juga siste yang akan menetas jika kondisi perairan baik kembali.
Daphnia sp. dewasa berukuran 2,5 mm, anak pertama 0,8 mm di hasilkan secara parthenogenesis. PDaphnia mulai muncul atau berkembang biak pertama kali pada umur 6-7 hari. Pada lingkungan yang suhu rata 22-240 C dengan pH 7,5. Daphnia sp. sudah menjadi dewasa dalam waktu 4 hari dengan umur yang dapat mencapai 12 hari. Setiap satu atau dua hari sekali, Daphnia sp. akan beranak 29 ekor. Jadi selama hidupnya hanya dapat beranak tujuh kali dengan jumlah yang di hasilkan 200 ekor.
Dalam masa pemeliharaan daphnia kita perlu mengamati kepadatannya. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara pengambilan sampling. Apabila jumlah Dahnia yang ada sangat banyak, pertama-tama kita aduk bak tersebut lalu kita ambil daphnia yang ada di bak lalu kita ambil dan encerkan pada gelas 100 ml. Setelah di encerkan maka kita hitung di wadah penghitungan.
2.Teknik Pembudidayaan
2.I. Persiapan wadah.
Persiapan wadah Budidaya bertujuan untuk mengoptimalkan wadah Budidaya agar media kultur Daphnia sp. bersih dan layak untuk budidaya. Tahap pertama dalam melakukan budidaya kita harus mempersiapkan wadah budidayanya. Wadah yang di gunakan untuk kultur Daphnia sp. yaitu berupa bak beton yang berbentuk segi enam. Volume bak yaitu 2,16 m3. Langkah pertama untuk persiapan wadah yaitu dinding dan dasar bak di bersihkan oleh sikat dan di semprot dengan air agar kotoran yang menempel di dinding dan dasar bak bersih. Setelah bak di bersihkan lalu dipasang peralon autlet. Peralon itu di pasang di tengah-tengah bak karna penempatan autlet yaitu di tengah-tengah bak budidaya, ukuran paralon tersebut yaitu sekitar 1 meter. Selanjutnya kita pasang aerasi untuk suplai oksigen. Pada dasarnya kebutuhan oksigen untuk perkembangan Daphnia sp. yaitu lebih dari 2 ppm.
Setelah bak di bersihkan dan peralon serta aerasi di pasang, sebaiknya bak jangan dulu di isi akan tetapi bak di keringkan dulu selama 1 hari agar bakteri, dan organisma lain tidak berkembang biak di wadah budidaya Daphnia sp. sehingga dapat mengganggu dalam budidaya daphnia serta organisme lain tidak menjadi pesaing dalam perebutan oksigen dalam budidaya Daphnia sp. tersebut. Langkah selanjutnya yaitu mengisi bak dengan air dengan ketinggian air 80 cm. Setelah di isi air terlebih dahulu kita cek ph dan suhu bak tersebut. Kemudian bak tersebut kita kasih pupuk, dosis pupuk yang di berikan yaitu 2,4 gram/ liter. Pupuk bertujuan untuk kelangsungan hidup Daphnia dan sebagai bahan makanan Daphnia sp. perlu kita ketahui bahan makanan Daphnia sp yaitu phytoplankton, ketersediaan phytoplankton harus cukup agar perkembangan Daphnia sp. berkembang cepat. Bak budidaya daphnia di pupuk maka bak tersebut akan menimbulkan fhitoplankton, dan selanjutnya daphnia akan memakan phytoplankton. Pupuk yang di gunakan untuk budidaya daphnia yaitu pupuk kandang berupa kotoran ayam.
2.2. Inokulasi
Inokulasi Daphnia sp. dapat dilakukan dengan memakai sitem induk Daphnia sp yaitu Daphnia dewasa atau indukan. Inokulasi di ambil indukannya dari tempat penyediaan induk yang ada di bak khusus induk. Daphnia sp. di perairan dapat dilihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu untuk menghitung kepadatan Daphnia pada saat inokulasi maupun masa Budidaya, dapat di lakukan tanpa menggunakan alat pembesar atau mikroskop. Cara pengambilan Daphnia sp. induk dari bak yaitu Daphnia diambil dari dalam bak, lalu di masukan kedalam wadah yang telah di aerasi agak besar sehingga apabila Daphnia di masukan kedalam wadah tersebut tidak kekurangan oksigen. Setelah di dapatkan indukan maka di tebar di bak kultur. Padaat tebar Daphnia di bak yaitu 12 ekor/liter.
2.3. Pengelolaan Kualitas Air
Penelolaan kualitas air Daphnia sp. merupakan salah satu kegiatan budidaya Daphnia karna kualitas air yang bagus akan menentukan keberhasilan dalam melakukan budidaya. Air adalah tempat media budidaya, maka kita harus memperhatikan kualitas air yang ada pada wadah budidaya. Pengontrolan kualitas air dengan menggunakan Tetra test berfungsi sebagai pengontrol pH, NO2- dan NO3-. Pengontrolan di lakukan setiap hari. Untuk dapat hidup dan berkembang biak dengan baik, Daphnia sp. membutuhkan lingkungan dengan suhu 210 C, oksigen terlarut 2 ppm dan pH 6,5-8,5. Dahnia sp. juga hidup pada suhu antara 24-280 C dan pH 6,3-6,7 dan penetasan Dahpnia sp. yang baik adalah pada suhu 210 C.
Parameter
(rata-rata) Minggu ke-
1 2 3 4 5 6 7
pH 7,2 7,5 7,2 7,5 7,5 7,2 7,5
Suhu 23 24 22 23 23 24 23
NO2- - - 5 5 5 5 5
NO3- - - 5 10 10 5 10
2.4. Pemupukan
Dalam proses budidaya daphnia dilakukan pemupukan didalam wadah budidaya yang bertujuan untuk menumbuhkan phytoplankton. Kepadatan phytoplankton yang dibutuhkan budidaya daphnia adalah 105-106 sel/ml media budidaya. Pemupukan wadah budidaya dengan dosis 2,4 gram/liter. Tetapi menurut literatur ada yang mengguanakan dosisi 500 gr/m3.
Daphnia memakan berbagai macam bakteri, ragi, alga bersek tunggal, dan detritus. Tetapi dalam kegiatan makanan utamanya yaitu memakan Phytoplankton sebagai makanan utama. Daphnia mengambil makanannya dengan cara menyaring makanan atau “filter feeding.”. Dalam memelihara Daphnia agar tumbuh dan berkembang dilakukan pemupukan susulan yang bertujuan untuk menumbuhkan phytoplankton, baktekri dan organisme yang lainya. Pupuk susulan di lakukan 2 minggu sekali dengan dosis 30 % dari pemupukan pertama. Tetapi harus juga diingat dalam pemupukan susulan jumlah pupuk yang di berikan jangan berlebihan karena hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya blooming phytoplankton. Hal tersebut akan menaikan kadar amoniak tinggi dan perebutan oksigen.
2.5. Pemanenan
Pemanenan di lakukan pada saat sinar matahari masuk pada perairan bak, karna pada waktu matahari masuk ke perairan maka Daphnia akan muncul sehingga dapat mempermudah dalam pemanenan Sebelum melakukan pemanenan, terlebih dahulu kita mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Alat yang di gunakan yaitu seser yang berukuran halus, mangkuk palstik dan sendok.
Langkah pertama dalam melakukan pemanenan menggunakan seser halus dengan cara mengaduk-aduk dalam wadah budidaya, agar daphnia mengumpul sehingga mudah untuk mengambilnya.Lalu daphnia di tangkap, Setelah daphnia di tangkap oleh seser maka Daphnia tersebut di ambil dengan menggunakan sendok lalu di paking denganmasukan ke dalam plastik yang sudah berisi air.
1.Identifikasi Daphnia
1.1. Klasifikasi Daphnia
Daphnia sp. adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami kolam-kolam atau danau-danau. Daphnia sp. dapat hidup di daerah tropis dan subtropis. Kehidupan Daphnia sp. dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologi perairan antara lain: suhu, oksigen terlarut dan pH. Daphnia sp. Dapat beradaptasi dengan baik pada perubahan lingkungan hidupnya dan termasuk dalam ketegori hewan eutitropik dan tahan terhadap fluktuasi suhu harian atau tahunan. Kisaran suhu yang dapat ditolerir bervariasi sesuai adaptasinya pada lingkungan tertentu.
Daphnia sp. dapat hidup dalam air yang kandungan oksigen terlarutnya sangat bervariasi yaitu dari hampir nol sampai lewat jenuh. Ketahanan Daphnia sp. pada perairan yang miskin oksigen mungkin disebabkan oleh kemampuannya dalam mensintesis haemoglobin. Dalam kenyataannya, laju pembentukan haemoglobin berhubungan dengan kandungan oksigen lingkungannya. Naiknya kandungan haemoglobin dalam darah Daphnia sp. dapat juga diakibatkan oleh naiknya temperatur, atau tingginya kepadatan populasi. Untuk dapat hidup dengan baik Daphnia sp. memerlukan oksigen terlarut yang cukup besar yaitu di atas 3,5 ppm. Daphnia sp. hidup pada kisaran pH cukup besar, tetapi nilai pH yang optimal untuk kehidupannya sukar ditentukan. Lingkungan perairan yang netral dan relatif basah yaitu pada pH 7,1 – 8,0 baik untuk pertumbuhannya. Pada kandungan amoniak antara 0,35 – 0,61 ppm,
Daphnia sp. masih dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik. Di alam genus Daphnia mencapai lebih dari 20 spesies dan hidup pada berbagai jenis perairan tawar, terutama di daerah sub tropis. Daphnia sp. Sebagai hewan air, juga dikenal sebagai kutu air (= water fleas). Daphnia sp. dapat diklasifikasikan dalam :
Philum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub Klas : Branchiopoda
Divisi : Oligobranchiopoda
Ordo : Cladocera
Famili : Daphnidae
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia sp.
Bentuk tubuh Daphnia sp. lonjong dan segmen badan tidak terlihat (Gambar 2). Pada bagian ventral kepala terdapat paruh. Kepala mempunyai lima pasang apendik, yang pertama disebut antenna pertama, kedua disebut antenna kedua yang mempunyai fungsi utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang terakhir adalah bagian-bagian dari mulut. Tubuh ditutupi oleh cangkang dari kutikula yang mengandung khitin yang transparan, di bagian dorsal bersatu, tetapi dibagian ventral terbuka dan terdapat lima pasang kaki.
1.2.Siklus Hidup Daphnia sp.
Daphnia merupakan udang-udangan yang telah beradaptasi pada kehidupan badan perairan yang secara periodik mengalami kekeringan. Oleh karena itu, dalam perkembangbiakannya (seperti halnya Artemia) dapat dihasilkan telur berupa kista maupun anak yang "dilahirkan". Telur berupa kista ini dapat bertahan sedemikian rupa terhadap kekeringan dan dapat tertiup angin kemana-mana, sehingga tidak mengherankan kalau tiba-tiba dalam genangan air disekitar rumah kita ditemukan Daphnia.
Dalam keadaan normal, dimana kualitas air sesuai dan jumlah pakan cukup terdia Daphnia akan manghasilkan keturunannya tanpa kawin (aseksual/parternogenesis). Dalam kondisi demikian hampir semua Daphnia yang ada adalah betina. Telur yang tidak dibuahi ini berkembang sedemikian rupa dalam kantung telur di tubuh induk, kemudian berubah menjadi larva. Seekor Daphnia betina bisa menghasilkan larva setiap 2 atau 3 hari sekali. Dalam waktu 60 hari seekor betina bisa menghasilkan 13 milyar keturunan, yang semuanya betina. Tentu saja tidak semua jumlah ini bisa sukses hidup hingga dewasa, keseimbangan alam telah mengaturnya sedemikian rupa dengan diciptakannya berbagai musuh alami Daphnia untuk mengendalikan populasi mereka. Daphnia muda mempunyai bentuk mirip dengan bentuk dewasanya tetapi belum dilengkapi dengan "antena" yang panjang.
Apabila kondisi lingkungan hidup tidak memungkinkan dan cadangan pakan menjadi sangat berkurang, beberapa Daphnia akan memproduksi telur berjenis kelamin jantan. Kehadiran jantan ini diperlukan untuk membuahi telur, yang selanjutnya akan berubah menjadi telur tidur (kista/aphippa). Seekor jantan bisa membuahi ratusan betina dalam suatu periode. Telur hasil pembuahan ini mempunyai cangkang tebal dan dilindungi dengan mekanisme pertahanan terhadap kondisi buruk sedemikian rupa. Telur tersebut dapat bertahan dalam lumpur, dalam es, atau bahkan kekeringan. Telur ini bisa bertahan selama lebih dari 20 tahun dan menetas setelah menemukan kondisi yang sesuai. Selanjutnya mereka hidup dan berkembang biak secara aseksual. Dan begitu seterusnya. Gambar 2 menunjukkan ilustrasi siklus hidup Daphnia seperti diuraikan diatas.
Gambar 2. Siklus Hidup Daphnia
1.3. Perkembanganbiakan Daphnia sp.
Daphnia sp. berkembang biak secara parthenogenesis (tanpa melakukan proses perkawinan) dan seksual atau kawin. Perbandingan jenis kelamin pada daphnia menunjukan keragaman dan tergantung pada kondisi lingkungannya pada lingkungan yang baik, hanya berbentuk individu betina tanpa individu jantan. Kondisi ini, telur akan dierami di dalam kantong pengeram hingga menetas anak daphnia sp. di keluarkan pada waktu pergantian kulit. di samping individu betina di hasilkan individu jantan yang dapat mendominasi populasi perbandingan 1 ; 27. Dengan munculnya jantan, populasi yang berekproduksi secara seksual akan membentuk efia atau resting egg di sebut juga siste yang akan menetas jika kondisi perairan baik kembali.
Daphnia sp. dewasa berukuran 2,5 mm, anak pertama 0,8 mm di hasilkan secara parthenogenesis. PDaphnia mulai muncul atau berkembang biak pertama kali pada umur 6-7 hari. Pada lingkungan yang suhu rata 22-240 C dengan pH 7,5. Daphnia sp. sudah menjadi dewasa dalam waktu 4 hari dengan umur yang dapat mencapai 12 hari. Setiap satu atau dua hari sekali, Daphnia sp. akan beranak 29 ekor. Jadi selama hidupnya hanya dapat beranak tujuh kali dengan jumlah yang di hasilkan 200 ekor.
Dalam masa pemeliharaan daphnia kita perlu mengamati kepadatannya. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara pengambilan sampling. Apabila jumlah Dahnia yang ada sangat banyak, pertama-tama kita aduk bak tersebut lalu kita ambil daphnia yang ada di bak lalu kita ambil dan encerkan pada gelas 100 ml. Setelah di encerkan maka kita hitung di wadah penghitungan.
2.Teknik Pembudidayaan
2.I. Persiapan wadah.
Persiapan wadah Budidaya bertujuan untuk mengoptimalkan wadah Budidaya agar media kultur Daphnia sp. bersih dan layak untuk budidaya. Tahap pertama dalam melakukan budidaya kita harus mempersiapkan wadah budidayanya. Wadah yang di gunakan untuk kultur Daphnia sp. yaitu berupa bak beton yang berbentuk segi enam. Volume bak yaitu 2,16 m3. Langkah pertama untuk persiapan wadah yaitu dinding dan dasar bak di bersihkan oleh sikat dan di semprot dengan air agar kotoran yang menempel di dinding dan dasar bak bersih. Setelah bak di bersihkan lalu dipasang peralon autlet. Peralon itu di pasang di tengah-tengah bak karna penempatan autlet yaitu di tengah-tengah bak budidaya, ukuran paralon tersebut yaitu sekitar 1 meter. Selanjutnya kita pasang aerasi untuk suplai oksigen. Pada dasarnya kebutuhan oksigen untuk perkembangan Daphnia sp. yaitu lebih dari 2 ppm.
Setelah bak di bersihkan dan peralon serta aerasi di pasang, sebaiknya bak jangan dulu di isi akan tetapi bak di keringkan dulu selama 1 hari agar bakteri, dan organisma lain tidak berkembang biak di wadah budidaya Daphnia sp. sehingga dapat mengganggu dalam budidaya daphnia serta organisme lain tidak menjadi pesaing dalam perebutan oksigen dalam budidaya Daphnia sp. tersebut. Langkah selanjutnya yaitu mengisi bak dengan air dengan ketinggian air 80 cm. Setelah di isi air terlebih dahulu kita cek ph dan suhu bak tersebut. Kemudian bak tersebut kita kasih pupuk, dosis pupuk yang di berikan yaitu 2,4 gram/ liter. Pupuk bertujuan untuk kelangsungan hidup Daphnia dan sebagai bahan makanan Daphnia sp. perlu kita ketahui bahan makanan Daphnia sp yaitu phytoplankton, ketersediaan phytoplankton harus cukup agar perkembangan Daphnia sp. berkembang cepat. Bak budidaya daphnia di pupuk maka bak tersebut akan menimbulkan fhitoplankton, dan selanjutnya daphnia akan memakan phytoplankton. Pupuk yang di gunakan untuk budidaya daphnia yaitu pupuk kandang berupa kotoran ayam.
2.2. Inokulasi
Inokulasi Daphnia sp. dapat dilakukan dengan memakai sitem induk Daphnia sp yaitu Daphnia dewasa atau indukan. Inokulasi di ambil indukannya dari tempat penyediaan induk yang ada di bak khusus induk. Daphnia sp. di perairan dapat dilihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu untuk menghitung kepadatan Daphnia pada saat inokulasi maupun masa Budidaya, dapat di lakukan tanpa menggunakan alat pembesar atau mikroskop. Cara pengambilan Daphnia sp. induk dari bak yaitu Daphnia diambil dari dalam bak, lalu di masukan kedalam wadah yang telah di aerasi agak besar sehingga apabila Daphnia di masukan kedalam wadah tersebut tidak kekurangan oksigen. Setelah di dapatkan indukan maka di tebar di bak kultur. Padaat tebar Daphnia di bak yaitu 12 ekor/liter.
2.3. Pengelolaan Kualitas Air
Penelolaan kualitas air Daphnia sp. merupakan salah satu kegiatan budidaya Daphnia karna kualitas air yang bagus akan menentukan keberhasilan dalam melakukan budidaya. Air adalah tempat media budidaya, maka kita harus memperhatikan kualitas air yang ada pada wadah budidaya. Pengontrolan kualitas air dengan menggunakan Tetra test berfungsi sebagai pengontrol pH, NO2- dan NO3-. Pengontrolan di lakukan setiap hari. Untuk dapat hidup dan berkembang biak dengan baik, Daphnia sp. membutuhkan lingkungan dengan suhu 210 C, oksigen terlarut 2 ppm dan pH 6,5-8,5. Dahnia sp. juga hidup pada suhu antara 24-280 C dan pH 6,3-6,7 dan penetasan Dahpnia sp. yang baik adalah pada suhu 210 C.
Parameter
(rata-rata) Minggu ke-
1 2 3 4 5 6 7
pH 7,2 7,5 7,2 7,5 7,5 7,2 7,5
Suhu 23 24 22 23 23 24 23
NO2- - - 5 5 5 5 5
NO3- - - 5 10 10 5 10
2.4. Pemupukan
Dalam proses budidaya daphnia dilakukan pemupukan didalam wadah budidaya yang bertujuan untuk menumbuhkan phytoplankton. Kepadatan phytoplankton yang dibutuhkan budidaya daphnia adalah 105-106 sel/ml media budidaya. Pemupukan wadah budidaya dengan dosis 2,4 gram/liter. Tetapi menurut literatur ada yang mengguanakan dosisi 500 gr/m3.
Daphnia memakan berbagai macam bakteri, ragi, alga bersek tunggal, dan detritus. Tetapi dalam kegiatan makanan utamanya yaitu memakan Phytoplankton sebagai makanan utama. Daphnia mengambil makanannya dengan cara menyaring makanan atau “filter feeding.”. Dalam memelihara Daphnia agar tumbuh dan berkembang dilakukan pemupukan susulan yang bertujuan untuk menumbuhkan phytoplankton, baktekri dan organisme yang lainya. Pupuk susulan di lakukan 2 minggu sekali dengan dosis 30 % dari pemupukan pertama. Tetapi harus juga diingat dalam pemupukan susulan jumlah pupuk yang di berikan jangan berlebihan karena hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya blooming phytoplankton. Hal tersebut akan menaikan kadar amoniak tinggi dan perebutan oksigen.
2.5. Pemanenan
Pemanenan di lakukan pada saat sinar matahari masuk pada perairan bak, karna pada waktu matahari masuk ke perairan maka Daphnia akan muncul sehingga dapat mempermudah dalam pemanenan Sebelum melakukan pemanenan, terlebih dahulu kita mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Alat yang di gunakan yaitu seser yang berukuran halus, mangkuk palstik dan sendok.
Langkah pertama dalam melakukan pemanenan menggunakan seser halus dengan cara mengaduk-aduk dalam wadah budidaya, agar daphnia mengumpul sehingga mudah untuk mengambilnya.Lalu daphnia di tangkap, Setelah daphnia di tangkap oleh seser maka Daphnia tersebut di ambil dengan menggunakan sendok lalu di paking denganmasukan ke dalam plastik yang sudah berisi air.
2 Komentar untuk " "
mas apa bisa kutu air di buat dengan tai ayam dan beberapa bahan kimia???
karena saya lihat sendiri seorang penjual kutu air mengecrutkan sesuatu ke dalam styrofoam yang sebelum nya sudah di isi air bersih. dan dalam 3-4 jam tiba2 itu wadah sudah penuh dengan kutu air... dy bilang yang di kecrutkan nya tadi adalah tai ayam yang sudah di kerringkan, dan sudah di semprot bahan kimia,,
mas apa bisa kutu air di buat dengan tai ayam dan beberapa bahan kimia???
karena saya lihat sendiri seorang penjual kutu air mengecrutkan sesuatu ke dalam styrofoam yang sebelum nya sudah di isi air bersih. dan dalam 3-4 jam tiba2 itu wadah sudah penuh dengan kutu air... dy bilang yang di kecrutkan nya tadi adalah tai ayam yang sudah di kerringkan, dan sudah di semprot bahan kimia,,
Posting Komentar